Pusing Menghadapi Tantrum, Whining & Fussing? Disini ada Solusi Penting

Pertanyaan mengenai bagaimana cara mengatasi anak mengamuk, ngambeg, ngesot-ngesot di pusat perbelanjaan,  menjadi pertanyaan sepanjang masa para mommies and daddies baik di kelas training saya maupun di sela-sela pertemuan informal. Secara terminologi seringkali disebut dengan istilah tantrum, whining dan fussing menurut derajat kehebohannya dari yang paling heboh hingga paling ringan, tetapi dalam artikel ini saya menggunakan istilah tantrum untuk mewakili baik the real tantrum ataupun sebatas whining dan fussing sekaligus sekedar agar artikel ini tidak menjadi terlalu panjang. Jika di kelas maupun dalam pertemuan informal karena waktu yang sempit saya tidak sempat menjelaskan secara runut dan gamblang. Mudah-mudahan dari artikel ini memberi gambaran yang lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami dan mencegah terjadinya tantrum.

Kemampuan dan kejelian anda MENCEGAH terjadinya tantrum jauuuh lebih penting daripada mengatasi tantrum. Mengapa mencegah sangat penting? Karena jika respon anda terhadap first tantrum tidak tepat, anda akan terjebak pada periode-periode tantrum yang lain. Mengapa demikian? Karena pada saat tantrum, anak berada dalam kondisi emosi yang kuat (peak emotion) dan peak emotion merupakan gerbang tertanamnya keyakinan (belief) ke bawah sadar alias gerbang terbentuknya anchor bawah sadar.

Cara mencegah dan mengatasi tantrum secara lebih detail saya tuliskan di buku ini, disini saya tuliskan poin2nya saja

Secara umum, ada 4 jenis kelompok besar penyebab tantrum :

1. FRUSTRASI

    • Pertahanan fisik (Physical Endurance) yang melemah.
    • Pertahanan Psikologis (Psycholoical Endurance) yang melemah
    • Tidak siap menghadapi stimulus dan penolakan

2. UNTUK MENDAPATKAN PERHATIAN SEGERA

3. KARENA CARA INI SELALU BERHASIL

4. GANGGUAN PERKEMBANGAN ATAU GANGGUAN PSIKOTIK

Seperti yang sudah saya tekankan di awal artikel ini bahwa MENCEGAH jauh lebih penting dan lebih baik daripada menangani tantrum. Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar agar anda tidak perlu berurusan dengan tantrum sepanjang karir parenting anda.

1. PAHAMI DUNIA ANAK (Rapport)

Orang tua seharusnya adalah orang yang paling tahu mengenai segala sesuatu mengenai anaknya, meliputi kebiasaan, jadwal, karakter, hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukainya. Anak yang merasa dipahami akan lebih terbuka untuk mendengarkan dan melakukan apa yang anda katakan. Memahami dunia anak sama artinya dengan membangun kepercayaan (trust) pada diri anak bahwa anda mengerti dia. Mari kita fahami dulu bahwa anak-anak mempunyai peta mental yang sederhana, respon yang dia berikan atas suatu keadaan adalah respon yang paling efektif menurut kondisi dan sumberdaya internal yang dimilikinya pada saat itu.

2. FOKUS PADA TUJUAN

Hiduplah dengan perencanaan, setiap kegiatan harus mempunyai tujuan. Atur waktu sedemikian dan buatlah persiapan dengan tidak tergesa-gesa sehingga mood anda dan anak sama-sama dalam keadaan rileks. Sepakati do and don’t sebelum berangkat dan persiapkan kondisi mental anak jika harus bertemu dengan kondisi-kondisi yang mungkin tidak disukainya dengan briefing dan role playing. Saya suka menggunakan istilah ini : Hiduplah dengan tuma’ninah, karena hidup itu sejatinya rangkaian ibadah demi ibadah.

3. ASAH KETAJAMAN DAN SENSITIFITAS INDERA (sensory acuity)

Ketika anda sudah memahami prinsip pertama yaitu memahami dunia anak, tentu anda mengerti tanda-tanda kelelahan, mengantuk, lapar, bosan dan perasaan tidak nyaman yang lain. Kecepatan anda menanggapi tanda-tanda ini akan menyelamatkan anda dari kerepotan yang panjang untuk menyelesaikan tantrum. Jadi ortu jangan selfie or enjoy sendiri, dan meminta seorang balita untuk memahami kerepotan anda. Jika anak sudah tampak bosan melihat anda ngobrol berkepanjangan dengan teman anda, berhentilah dan beri perhatian padanya. Anak yang dibesarkan oleh ayah dan ibu yang cepat tanggap terhadap tanda-tanda ketidaknyamanan akan tumbuh menjadi anak yang juga tanggap terhadap ketidaknyamanan anda. Jadilah teladan dan bersiaplah meleleh ketika nanti anak anda dengan manis berkata “Mama kok kelihatan lelah, sini aku pijitin.. atau Papa haus ya? Aku ambilin minum ya?” Sebaliknya jika anda terbiasa abai, maka anak juga akan menjadi selfish dan semakin sering menuntut perhatian.

4. FLEKSIBEL DALAM BERTINDAK (behavior flexibility)

Fleksibel dalam bertindak bukan berarti inconsistent atau boleh mengabaikan keselamatan, tetapi biasakan berpikir kreatif mencari alternatiif dan lentur menyesuaikan situasi.

Laluu… bagaimana kalau sudah terlanjur kejadian?

Tegur dulu diri sendiri 🙂 Supaya objek kekesalan anda berpindah dari anak menjadi penyesalan diri. Baru kemudian ubah pola asuh anda mengikuti empat cara diatas.

Bagaimana jika pengalaman pertama tiba-tiba anak tantrum? Segera ambil posisi tubuh sama dengan posisi anak, lalu ulangi kata yang dia ucapkan berkali-kali dengan cepat tetapi tidak dengan nada membentak atau kasar, dalam 1 menit anak akan langsung tenang. Metode cavemen ini diajarkan oleh Dr. Harvey Karp, dalam bukunya The Happiest Toddler on The Block. “Ah… udah tau cara ajaib, biar ajalah tidak usah dicegah”. Karena mengalami periode tantrum itu melelahkan dan sering mengalami lonjakan emosi akan menyebabkan anak tumbuh mudah depresi dan cemas.

9 Replies to “Pusing Menghadapi Tantrum, Whining & Fussing? Disini ada Solusi Penting”

  1. Tulisan yang sangat bagus yang membahas tentang kerewelan anak-anak. Mulai dari penyebabnya hingga cara penanganannya.

    Very inspiring. Semoga sukses untuk mbak Oki 🙂

  2. Artikel ini amat sangat bermanfaat untuk saya, mudah-mudahan entah kapan nanti, saya juga bisa mendapat kesempatan untuk mengikuti training Enlightening Parenting-nya Mba Okina. Terima kasih, sangat mencerahkan.

  3. Artikel yang runut,membahas pencegahan,sebab,akibat,dan solusinya,terimakasih mba,.ini membantu sekali,buat saya sebagai orang tua yang dititipin anak dengan Adhd ,.😊🥰

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.