Sudah lama sebenarnya saya ingin mencari cara mengajarkan basic compensation dengan cara yang sederhana dan menyenangkan. Alasannya juga sederhana saja, setelah 5 tahun berkutat dalam pasukan khusus remunerasi di sebuah oil company dan mengajar mata kuliah Industrial & Organizational Psychology, saya sering mendapat pertanyaan mengenai remunerasi atau umumnya disebut Compensation and Benefit dengan berbagai kepentingan. Mulai dari yang bertanya karena mendapatkan offering letter dari suatu perusahaan, ingin melakukan negosiasi dengan perusahaan, ingin membenahi sistem kompensasi di kumpeninya, bahkan tidak kurang para istri-istri yang ingin tahu suaminya mestinya dapat apa aja dari perusahaan tempat suaminya bekerja (ealah.. bapak-bapak ini kok ya masih aja ada yang suka umpet2an…). Meskipun tulisan ini saya buat beberapa tahun lalu, tetapi sedikit saya sesuaikan di sana-sini dengan maksud membuatnya menjadi lebih ringaaan dan mudah dipahami.
Kopi anda sudah siap? Yuk kita mulai omong-omong kita…
Sepanjang sejarah hubungan kerja, mulai dari jaman rikiplik sampai sekarang (from the simplest barter systems to the current complex incentive formula), premis organisasi tidak pernah berubah. Teuteu…p provide productivity and achieve goals (dengan segala istilah kerennya). Nah.. untuk mencapai semua itu, organisasi wajib mempunyai employee yang handal, so they must provide its employee with something of value in return. Tantangannya ya tentu harus attracting, retaining and motivating potential employees yang dikehendaki.
Lalu? Apa sih yang membuat orang ingin bergabung, kerasan dan termotivasi di suatu perusahaan? Faktor iming-iming tentu menjadi faktor yang penting..
Eit.. eit.. jangan salah…! Iming-iming tidak semata-mata soal uang dan angka-angka lho tetapi meliputi faktor yang lebih luas baik intrinsic maupun extrinsic. Istilah kerennya Total Remuneration. (Psstt… ternyata orang sering salah menyebut remuneration menjadi renumeration. Mungkin karena kata numeric lebih familiar di telinga kita… numeric=angka, angka=uang.. weleh.. matre kalii). Sebenarnya remuneration artinya nggak jauh-jauh dari reward tapi karena kata reward sering bersanding dengan kata punishment, maka kesannya jadi rada-rada transaksional gitu deh (jaman sekarang kan gengsi banget kalau dibilang transaksional, betuuul?? he3x….). Secara umum mungkin orang lebih familiar dengan istilah compensation and benefit, tetapi istilah ini sebenarnya hanya mewakili faktor extrinsic saja, jadi tidak sesuai kalau kita membicarakan faktor iming-iming secara lebih luas. (Ahh kelamaan deh kalau harus sibuk membahas soal istilah. Yang penting anda semua paham maksud saya…).
Kalau kita baca di literature-literature tentang iming-iming, secara garis besar Total Remuneration meliputi hal-hal seperti dalam gambar ini :

Saat ini silahkan anda fokus dulu pada bagian yang dilingkari dalam gambar itu .. yaitu bagian yang berbau financial (hmm… I smell moneyyy….). Bagian ini adalah bagian dari extrinsic reward yang diwujudkan dalam bentuk uang, barang atau fasilitas yang kategorisasinya berdasarkan cash value.
DIRECT FINANCIAL REWARD
Financial reward ini terbagi menjadi direct and indirect. Direct artinya langsung diterima dalam bentuk cash seperti gaji, tunjangan, bonus dan teman-temannya. Komposisinya sangat bervariasi tergantung jenis usaha dan perilaku seperti apa yang dikehendaki muncul. Jika jenis pekerjaannya berfokus pada pencapaian target-target jangka pendek misalnya company yang bergerak di bidang asuransi, penjualan (jual mobil, jual ember..dsb.. dsb..) maka komponen variable pay diberi porsi yang lebih besar daripada komponen tetap (fixed). Dengan maksud supaya employees terus lari mengejar bonus dan secara bersamaan profit perusahaan makin meningkat . Employees yang lelet and lembet ya silahkan makan gaji kecil aja, malah kadang nggak ada gaji tetap. Kalau di Indonesia komposisi fixed and variabel pay untuk permanent employees (istilahnya Pekerja Waktu Tidak Tertentu) ada aturannya. Kalau ada yang ingin mengetahui lebih detail mengenai aturan main di Indonesia, bisa ngintip di UU Ketenagakerjaan. Sebaliknya untuk jenis pekerjaan yang mempunyai target jangka panjang. Misalnya pekerjaan yang melibatkan studi, penemuan, produksi dll.. dll…, komposisi komponen tetap sebaiknya lebih besar. Variabel pay diperlukan sebagai perangsang. Variable pay dalam jenis pekerjaan seperti ini harus didesain sedemikian rupa agar tidak terlalu murah, sehingga employees sekadar mengejar target jangka pendek, tetapi juga tidak terlalu susah, sehingga menimbulkan frustrasi (inget cerita keledai yang di depan mulutnya digantung wortel pada tongkat, untuk mewakili teori Motivasi Toward? Biarpun sampai melet, wortel itu tidak akan teraih. Lama-lama mungkin justru juragannya ditendang oleh sang Keledai)
Hal yang sama terjadi juga pada pekerja. Bila perusahaan menentukan target atau membuat aturan yang tidak doable or reachable sudah hampir pasti lama-lama kepingin nendang perusahaannya juga dan cari juragan lain, kecuali bagi mereka yang ‘merasa’ nggak punya pilihan alias memang keledai betulan. Kalau dibahas, kondisi ‘merasa’ nggak punya pilihan ini bisa jadi bahan obrolan yang panjang. Next time kita bahas ya..
Kembali ke variable pay. Apa saja sih bentuk variable pay yang mungkin diberikan oleh suatu perusahaan? Variable pay bisa diberikan dalam bentuk uang tunai, share, maupun barang. Variable pay yang diberikan dalam bentuk share tidak selalu berupa keseluruhan nilai saham tersebut, kadang-kadang hanya nilai apresiasinya saja (selisih/kenaikan dari nilai saat ini dengan nilai saat diberikan). Sekarang ini istilah-istilah yang dipakai juga beraneka rupa dan warna. Jadi kalau danda apat tawaran atau membaca peraturan perusahaan yang mencantumkan bermacam-macam jenis variable pay, harus rajin-rajin baca definisi dan syarat2nya ya.. biar tidak kecewa di kemudian hari.
INDIRECT (FINANCIAL) REWARD
OK…. kita pindah ke sisi sebelah kiri yaitu indirect reward. Kenapa sih disebut indirect? Karena bentuk reward ini umumnya tidak dirasakan secara langsung (ora kethok duite kalau kata orang jawa mah ). Indirect reward lebih popular disebut sebagai benefit. Semakin hari, bentuk benefit semakin berkembang dan bervariasi. Keberbagaian bentuk benefit ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
- Faktor Kompetisi. Benefit mempunyai peran penting untuk attracting and retaining karena benefit biasanya menunjukkan ‘kemewahan dan gengsi’ suatu perusahaan. (Kira-kira kalau dipakai dalam obrolan bunyinya akan begini :Di company gw, untuk posisi kayak gini dapat mobil dinas BMW X6 lho.. tempat lu apa? O.. tempat gw dapat K2. Apaan tuh K2? Kutu Kupret alias angkot… wekekekekeh… )
- Inisiatif Perusahaan. Biasanya diberikan dengan alasan untuk melindung ‘standard of living’ pekerjanya. (Kerja dimana sih dia kok nginepnya selalu di Ritz Carlton? Cieee…)
- Permintaan dari pekerja. Biasanya diwakili oleh serikat pekerja.
- Keterlibatan pemerintah. Di beberapa negara, pemerintah masih menjadi ‘main provider of employee benefit program’ asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah contohnya.) sedangkan di beberapa negara yang lain, pemerintah mewajibkan perusahaan memberikan benefit tertentu tetapi pengelolaannya diserahkan pada perusahaan atau pengelola independent yang lain (swasta). Soal lebih baik mana dikelola pemerintah or dikelola swasta mah tergantung cara kerja masing-masing pihak. Kalau pemerintahnya jujur dan amanah, dikelola pemerintah mungkin lebih aman tapi kalau sebaliknya ya gigitjari.com-lah judulnya.
- Perbedaan demografi. Beda tempat beda keperluan. Benefit di perusahaan yang ada di negara 4 musim berbeda dengan negara 2 musim. Benefit perusahaan yang bergerak di bidang security service berbeda dengan cleaning service dsb dsb (pokoknya lain lubuk lain ikannya deh… ups kayaknya nggak pas deh perumpamaannya.. ah nggak penting banget sih…)
- Affordability atau kemampuan perusahaan. Ini sudah pasti dan tidak perlu dibahas (belum pernah tahu ada perusahaan mencari donasi demi memberi fasilitas kepada pekerja kan? Memangnya panti asuhan..)
- Persepsi terhadap benefit. Kalau rata-rata pekerjanya lebih menghargai uang daripada fasilitas, biasanya perusahaan tidak mau repot-repot menambah indirect reward (Kalau ente mata duitan, nih aku kasih mentahnya aja.. gitu deh kira-kira)
- Kecanggihan sistem. Semakin canggih sistem pendataan suatu perusahaan, semakin memungkinkan memberikan pilihan yang luas dan flexible. Bahkan employee boleh pilih mana yang mau diambil dan mana yang tidak (cafeteria benefit)
Di lain pihak banyak juga perusahaan yang ‘menyederhanakan’ hampir seluruh remunerasinya dengan cara mengubah benefit yang diberikan dalam sebuah angka dan diberikan secara cash (mau dipakai untuk apapun sebodo teuing-lah). Apalagi jika persepsi terhadap benefit tidak begitu penting di mata pekerjanya.
Secara umum, benefit dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
- Protection Programs alias program perlindungan. Program perlindungan ini ada yang diwajibkan oleh pemerintah (mandatory) ada yang voluntary (ide bisa datang dari employer maupun employee, tapi yang jelas employernya mau). Dana untuk program perlindungan ini bisa seluruhnya datang dari employer on top of gaji (defined benefit plan) atau ‘urunan’ employer dengan employee (defined contribution plan). Program-program ini biasanya memberikan perlindungan dalam hal:
-
- Kesehatan : baik untuk pekerja maupun keluarganya
-
- Retirement, Termination and Dissability : dimaksudkan untuk memberikan keberlangsungan pendapatan maupun ‘sangu’ untuk modal hidup selanjutnya.
-
- Survivor : biasanya berbentuk asuransi jiwa. Tujuannya untuk dependents yang ditinggalkan.
- Pay for Time not Worked. Benefit ini adalah benefit yang paling sering tidak dihargai (lha gimana wong ndak terasa he3x..). Sebetulnya permanent employee dan long time contract itu dibayar baik sedang dalam kondisi bekerja maupun tidak bekerja. Misalnya saat lagi ngopi, makan siang, beribadah, cuti, sakit, melahirkan dll dll. (Pantes-pantes aja dong ya.. wong employee juga mikirin dan ngerjain kerjaan nggak cuma pas duduk di kantor doang, kadang sampai ada yang ngempit laptop kemana-mana. Jadi ya impaslah..)
- Perquisite alias fasilitas. Benefit ini ada yang diberikan kepada seluruh employee ada juga yang diberikan untuk level or kelompok tertentu. Fasilitas yang bisa dinikmati oleh siapa saja biasanya berbentuk fasilitasi olahraga, area makan dan istirahat, klinik kesehatan, kepemilikan rumah, kepemilikan kendaraan dan lain lain. Untuk level atau kelompok tertentu bisa berupa, rumah dinas, mobil dinas, liburan mewah, club membership dan sebagainya. (psst.. barusan saya dapat kiriman fasilitas umum yang diberikan oleh Google ke employee-nya wuiihh.. suit suit deh… seru, funky and sesuatu bangett).
Untuk sementara kita akhiri dulu obrolan ringan kita mengenai mengenai Financial Extrinsic Reward. Masing-masing perusahaan dan negara seringkali memiliki istilah yang berbeda, tetapi sebenarnya isinya ya lebih kurang itu-itu saja. Jika menerima tawaran dan menemukan iming-iming yang agak asing di telinga, jangan ragu-ragu untuk menanyakan definisi dan syarat-syaratnya. Jangan lupa pelajari pula mengenai aturan pajaknya. Apakah menjadi objek pajak atau tidak, berapa besarnya dan dibayar oleh siapa.
Kira-kira demikian secara garis besar mengenai Financial Extrinsic Reward. Jika anda seorang dosen di bidang PIO, artikel ini bisa anda pakai untuk mendongeng di awal-awal kuliah. InsyaAllah omong-omong kita akan kita teruskan dengan Non Financial Extrinsic Reward, Intrinsic Reward dan bagaimana mendesain remuneration program yang sesuai (dengan catatan, kalau anda mendo’akan saya agar terus rajin menulis).
Like this:
Like Loading...