Dealing With Sibling Rivalry

Bertengkar dengan saudara itu biasaaa…
Ah nanti kalau gede juga akur sendiri…..
Duh pussiiiing deh anakku berantem melulu…

Dikasih adek lagi saja, kalau jumlahnya ganjil kan jadi akur…

Anakku sekarang ngompol lagi sejak punya adek..

Si kakak itu kok aneh ya, adeknya ngga ngapa-ngapain dipukul..

Duh anakku yang tengah suka caper kalau ada tamu, ada saja kelakuanya…

Anakku yang kecil semena-mena pada kakaknya suka banting barang kakaknya

Begitulah kurang lebih keluhan dan komentar sebagian besar orang terhadap permasalahan pengasuhan akibat dari Sibling Rivalry.

Perdebatan dan pertengkaran antar saudara memang bisa menjadi salah satu cara belajar. Pertengkaran antar saudara yang bersifat permukaan, misalnya, beda pendapat atau selera atas sesuatu hal adalah pertengkaran yang normal. Pertengkaran yang bisa dijadikan ajang belajar menyelesaikan konflik dan perbedaan. Pertengkaran seperti ini biasanya ringan, berlangsung cepat, jarang terjadi dan mudah reda, hampir tidak ada saudara yang tidak pernah sekalipun bertengkar seumur hidup. Biasanya muncul sebagai akibat dari kondisi insidental.

Perdebatan dan pertengkaran antar saudara yang  berlangsung terus menerus, dengan berbagai sebab, sebagai akibat dari rasa cemburu atau merasa diperlakukan tidak adil, adalah permasalahan pengasuhan yang perlu diselesaikan. Dari berbagai penelitian yang dilakukan sejak tahun 1994 hingga 2014 di US,  banyak kasus sibling rivalry yang berubah bentuk menjadi sibling abuse baik secara fisik, psikis maupun seksual. Berawal dari sibling rivalry juga muncul berbagai gangguan psikologis seperti trauma, depresi, gangguan kecemasan, rasa rendah diri, rasa superior dalam pergaulan, suka mengambil milik orang, kebiasaan mengumpat dan lain-lain.

Sebagian kasus sibling rivalry tidak mewujud dalam bentuk pertengkaran, terutama pada type pengasuhan otoriter, tetapi mengakar menjadi persaingan internal, love-hate relationship yang tidak terselesaikan atau kasus-kasus kemunduran perkembangan, seperti kembali ngompol, menghisap jempol, cadel dan perilaku-perilaku lain dengan intensi menarik perhatian.

Rasa cemburu yang menghasilkan persaingan baik tampak maupun tidak,  ada yang bermula sejak sebelum kelahiran anak berikutnya, ada yang merupakan efek dari pengasuhan dan sikap orang tua yang dianggap tidak adil selama proses tumbuh kembang anak. Kecemburuan tidak selalu terjadi pada sang kakak tetapi juga pada adik,

“Ah… aneh dong, sama saudara kok cemburu, harusnya kan sayang, gimana sihh…” kurang lebih kalimat itu barangkali yang muncul di pikiran orang dewasa.

Waduh, begini deh… anak-anak belum paham konsep bersaudara, mereka bukan orang dewasa yang dikecilkan, konsep bersaudara meteka fahami dari proses belajar. Bayangkan saja,  jika anda sedang cinta-cintanya dengan seseorang, sedang menikmati proses interaksi yang membahagiakan, menjadi the one and only yang mendapat curahan perhatian, tiba-tiba pasangan anda itu tanpa permisi menikah lagi dan membawa ‘pesaing’ anda itu ke rumah anda dengan pelukan mesra, ..

How do you feel? Sad? So, why you didn’t try to understand their feeling?  (bagi yang pernah menonton video anak saya menjelaskan tentang handling bullies, membacanya dengan nada seperti itu ya.. :D)

So.. yuk, serius dalam menangani kondisi sibling rivalry…

Berikut ini adalah hal-hal  yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya Harmful Sibling Rivalry :

  1. Persiapkan anak menerima anggota baru dalam keluarga. Idealnya saat merencanakan kehamilan berikutnya, kalaupun sudah terlanjur ya lakukan saat kehamilan.
    • Ceritakan situasi interaksi yang mungkin terjadi. Jangan PHP dengan mengatakan punya adik pasti menyenangkan, bisa selalu bermain, saling menyayangi pokoknya asyik. Ceritakan secara terbuka dan seimbang keasyikan dan tantangannya bahwa bayi berbeda dengan toddler,  seperti misalnya : bayi perlu menyusu dan jika menyusu tentu perlu dipegangi bunda, apa peran dia nanti saat adik menyusu. Memegang adik bukan berarti tidak sayang pada kakak dan kakak bisa juga minta dipeluk setelah selesai menyusui. Anak usia 1-2 tahun mungkin suka menarik barang karena ingin tahu, pengaturan jadwal tidur dengan kakak jika kakak masih tidur dengan ortu dll. Lakukan role playing, kakak menjadi adik atau ayah-ibu menjadi adik. Anda punya waktu 7-9 bulan untuk bermain peran, bayangkan berapa banyak scene peran yang bisa dimainkan bukan? Mainkan dengan ceria.
    • Libatkan kakak dalam persiapan kelahiran adik seperti memilih barang, bahkan memilih nama.
    • Ceritakan proses tumbuh kembangnya, seperti menunjukkan hasil USG
    • Tidak bersikap berlebihan, tidak perlu excited berlebihan untuk menyambut adik dan tidak perlu menumpahkan kasih sayang berlebihan ke kakak karena takut nanti tidak bisa bersikap adil. Biasakan memiliki sikap tenang, tranquil, sakinah.
  2. Siapkan waktu “Aku hanya untukmu” setelah kelahiran adik
    • Melahirkan memang proses yang melelahkan apalagi memiliki bayi, tetapi meluangkan waktu minimal 30 menit untuk ayah dan ibu menjadi milik kakak sepenuhnya, bergantian minimal 1 x sehari setiap hari sangat penting. Dalam 30 menit itu jadilah milik kakak sepenuhnya, tidak sambil melakukan hal lain misalnya sambil mengemudi, sambil pegang hp, sambil menyusui dan sambil-sambil lainnya. 30 menit yang insyaaAllah akan menjadikan anak-anak anda terjaga fitrah baiknya hingga dewasa.
    • Bagaimana kalau kakaknya 4? Lakukan bergantian minimal 2 hari sekali. 1 jam sehari istimewa untuk tiap 2 anak tidak banyak kan? Jika 1 jam pun tidak mampu, jangan-jangan kita tidak sungguh-sungguh menjalankan assignment Allah dengan amanah. Kerjasama suami istri sangat penting,  terutama peran ayah. Bukankah kelak anak-anak ini akan dipanggil bersama dengan nama ayahnya? Wah.. suami saya tidak mau, hmm… mungkin perlu sering-sering membaca pentingnya peran ayah di kitab suci masing-masing. Di Al Qur’an paling tidak ada 14 ayat yang menunjukkan pentingnya peran ayah. Atau mendengarkan sessi peran Ayah dari Pak Sutedja  dan Pak Krisnawan di kelas Enlightening Parenting 🙂
  3. Ajarkan cara menyentuh dengan benar, terutama jika si kakak masih balita, bisa jadi sensori-motoriknya belum matang sehingga belum tahu kekuatan tangannya saat menyentuh dan memeluk. Kadang-kadang ortu berprasangka kakak menyakiti adik padahal memang belum mampu meregulasi sensori-motoriknya. Apresiasi saat melakukan dengan benar dan latih lagi ketika salah.
  4. Tidak membebani kakak dengan tugas menjaga adik melebihi kemampuannya. Rentang perhatian anak dibawah 2 tahun hanya 5-10 menit dan dibawah 7 tahun hanyalah 20-30 menit, dan semakin meningkat hingga sekitar 45 menit di usia baligh. Meminta anak dibawa 7 tahun menjaga adik sementara anda menyelesaikan tumpukan setrikaan hanya akan menghasilkan rasa frustrasi pada anak.
  5. Menjadi detektif kebaikan. Seringlah memuji interaksi kakak dan adek meskipun hanya sekedar saling tersenyum atau duduk bersama dengan pujian efektif yaitu memuji perilakunya, bukan orangnya.
  6. Tidak membanding-bandingkan. DON’T COMPARE. Sampai saya tulis dengan huruf besar artinya ini pentiiing sekali
    • “Wah adek sudah bisa begini ya, kakak dulu belum bisa lho..  Coba deh kayak adek.. ” atau sebaliknya “Adek kok ngga seperti kakak, dulu kakak itu…”
    • Jika terdapat perbedaan pencapaian antara adik dan kakak, evaluasi diri sendiri, apa yang kita lakukan berbeda sebagai orang tua dan kondisi bawaan yang berbeda pada anak seperti kondisi mata, kekuatan otot, perkembangan syaraf dan lain-lain
    • Tidak ada orang tua yang membesarkan anak dengan cara yang persis sama. Kondisi ekonomi, kematangan emosi, interaksi kejadian-kejadian dalam kehidupan yang berbeda sejak kehamilan dan saat anak bertumbuh memberikan stimulus yang berbeda meskipun orang tuanya sama.
    • Kembangkan budaya kolaborasi dalam keluarga, bukan budaya kompetisi
    • Edukasi juga orang-orang di sekitar anda agar mempunyai pemahaman yang sama
  7. Jadilah mediator bukan wasit. Ketika terjadi pertengkaran, tugas anda bukan menentukan siapa yang benar siapa yang salah. Tetapi apa yang perlu diperbaiki dari masing-masing pihak. Mungkin cara adik meminta perlu dilatih lagi begitu juga cara kakak merespon ketika adik meminta dengan cara yang tidak menyenangkan. Sepakati aturan dan latih dengan briefing dan role playing. Bagaimana melakukan briefing dan role playing yang benar bisa dibaca di buku Enlightening Parenting. Tidak boleh menyuruh salah satu pihak “mengalah” . Siapapun yang melanggar kesepakatan harus disebutkan. Kakak melanggar kesepakatan yang A, adik melanggar yang B. Pertengkaran hampir tidak mungkin hanya karena pelanggaran dari salah 1 pihak saja.
  8. Jangan memaksa anak untuk berbagi maupun minta maaf. Jika sebuah benda ketika anda berikan kepada salah satu anak dan akadnya adalah miliknya, maka dia berhak untuk tidak berbagi. Sampaikan kepada anak yang lain ini milik si A dan minta ijin untuk menggunakannya. si A berhak menentukan kapan dia akan berbagi atau tidak. Jika ada anak yang usianya masih dibawah 3 tahun, buat aturan, jika barang itu penting, maka A harus menyimpannya di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh adiknya yang berusia dibawah 3 th. Jika dia sembarangan meletakkan dan terambil oleh adiknya, maka adalah kesalahannya sendiri. Bagaimana jika semua dibawah 3 tahun? Maka tidak ada kepemilikan, siapa yang duluan pegang yang berikutnya ingin harus minta ijin. Jika terlihat tanda-tanda salah satu anak akan melakukan serangan segera ambil dan alihkan perhatian. Repot? Ya jelas… Oleh karena itulah mengatur jarak kelahiran itu penting. Jangan memaksa anak minta maaf saat masih ada sisa emosi. Tenangkan dulu. Review. Jeda waktu baru minta maaf
  9. Perhatikan cara anda berkomunikasi dengan pasangan. Jika komunikasi anda dengan pasangan sering bernada tinggi, nyolot, berdebat, saling meledek atau mengkritik, anak akan melakukan hal yang kurang lebih sama kepada saudaranya. Anak adalah peniru ulung. Komunikasi yang santun dan saling menghormati dengan pasangan juga akan ditiru anak sehingga menjadi pola dalam keluarga.
  10. Selalu do’akan kebaikan untuk mereka dengan penuh rasa cinta

Lalu bagaimana jika sudah terlanjur? Pertengkaran, kemunduran perkembangan dan tanda-tanda lain sudah terjadi.

Yang pertama dan utama adalah, mengakui kesalahan dan kekurangan diri lalu meminta maaf kepada anak atas kekeliruan anda selama ini. Meminta maaf tanpa tapi. Meminta maaf dengan segenap ketulusan hati. Termasuk meminta ampunan dari Pemilik Diri dan buah hati. Lalu segera lakukan poin 2 sampai 7 di atas secara konsisten dan kongruen. Lalu perhatikan hasilnya dalam 2-3 bulan, InsyaaAllah anda akan terkejut, betapa luar biasanya fitrah anak-anak kita.

Sibling without Rivalry is Sibling with Harmony..

Management – Keuangan Keluarga

Persoalan keuangan keluarga adalah salah satu alasan terbesar dalam kemelut rumah tangga selain persoalan seputar kamar tidur, komunikasi, perselisihan dengan keluarga besar dan perselingkuhan. Sebetulnya permasalah-permasalahan tersebut saling terkait.

Oleh karena itu dalam sessi konsultasi masalah keluarga, persoalan Management Keuangan Keluarga (MKK) ini sering dijadikan salah satu bagian dari perubahan yang saya anjurkan.  Berikut ini adalah salah satu desain MKK yang sering saya anjurkan yang sifatnya umum dan simpel. Saya gunakan bahasa sederhana agar mudah dicerna dan diaplikasikan

PRINSIP DASAR 

  • Diskusikan MKK SEBELUM Menikah, ingat ya sebelum. Jangan karena mabuk asmara lupa diskusi MKK. Nanti waktu bangun dari mabuk terlihat sumber masalah baru 😄
  • Bagi keuangan keluarga menjadi 3 pos utama
  1. Uang Keluarga (di keluarga saya disebut uang company. Our company name is The Guna***s 😄) .
  2. Uang pribadi istri
  3. Uang pribadi suami

Sebaiknya masing-masing pos berada dalam rekening yang berbeda

UANG KELUARGA (UK)

Uang keluarga ini bisa dibagi lagi menjadi 2 jenis

  • Current : digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dalam satu bulan. Meliputi pengeluaran rutin, belanja, SPP anak, bantuan untuk orang tua (extended family), sumber uang pribadi istri dan suami. Buatlah daftar kebutuhan rutin bulanan untuk menentukan jumlahnya.
  • Saving : digunakan sebagai simpanan dan penggunaan konsumsi jangka panjang spt rumah, mobil, uang masuk sekolah, dll.

Siapa yang bertanggungjawab mengisi UK ini? Jelas bread winner dalam keluarga. Idealnya ayah. Jika ibu bekerja dan bersedia berkontribusi memasukkan dana di Uang Keluarga ini tentu boleh-boleh saja. InsyaaAllah dihitung sebagai sedekah kan meski tidak wajib?  Perubahan bisa dilakukan sesuai dengan kondisi saat itu.

(di keluarga kami seluruh pendapatan suami masuk ke sini dulu sebelum nanti ditransfer untuk masuk ke pos-pos lain, alhamdulillah)

Naaah khususon sandaaang nih…. karena tergantung selera dan kebiasaan, perlu disepakati secara berkala tentang jumlah wajar pertahun yang di keluarkan. Lalu bagaimana dong kalau salah satu pihak suka yang fancy-fancy… ya silahkan nabung dari Uang Pribadi Istri/Suami (tergantung siapa yang suka fancy items)

Uang Pribadi Istri

Uang pribadi istri adalah pendapatan istri (jika istri ikhlas berkontribusi di uang keluarga maka ini sisanya) ditambah uang “gaji istri” dari Organisasi/Company yang bernama Keluarga alias UK jenis Current. Gaji istri bisa berupa persentase atau nominal tertentu. Tentu tidak akan ada nilai yang pantas untuk menggaji istri. Tetapi ini adalah uang yang tidak perlu “ditanyakan” penggunaannya. Nilainya pun tergantung kemampuan. Apa saja yang dicover dengan uang ini juga sangat tergantung kondisi ekonomi keluarga. Mau meng-cover uang ke salon, untuk menabung membeli branded items silahkan tergantung kesepakatan masing-masing. Jika tadi disebutkan bahwa bantuan untuk ayah ibu kandung dan mertua diambil dari UK dalam jumlah yang sudah ditentukan, maka jika ada hal-hal di luar itu boleh juga istri menambahkan bantuan dari uang ini.

(Saya pribadi menggunakan uang ini sebagian untuk membeli kado-kado kejutan untuk suami karena saya alhamdulillah mempunyai penghasilan cukup.. 😄. Jadi gaji dari beliau sebagian ya kembali ke beliau dalam bentuk yang lebih romantis 😁)

Uang Pribadi Suami

Intinya sama dengan Uang Pribadi Istri. Jika suami menyerahkan 100% pendapatannya ke UK, maka Uang pribadi suami sumber dananya ditransfer dari UK yang berhak dipergunakan suami tanpa dipertanyakan. Tetapi jika suami tidak menyerahkan 100% pendapatannya ke UK, berarti bagian yang tidak diserahkan itu. Lagi-lagi tergantung kesepakatan. Jika sudah disetujui seperti ini sejak awal, maka tidak boleh dipermasalahkan di kemudian hari. Alangkah baiknya jika besarannya diketahui kedua belah pihak. Mau dipakai untuk apa? BEBAS.

Masing-masing pihak tentu kelak akan mempertanggungjawabkan jalan yang digunakan ketika menggunakan uang tersebut kepada Allah kan? So , percayakan saja.

Lebih besar mana dengan “gaji istri”?  Lagi-lagi silahkan disepakati.

(Kami pribadi memberikan porsi yang lebih besar kepada suami karena kegiatannya lebih banyak dan suami sudah menyerahkan seluruh pendapatannya ke UK sehingga tidak punya uang lain selain porsi yang diberikan sebagai Uang Pribadi Suami, sedangkan saya mempunya penghasilan lain. Jadi kasihan kan, uang pribadinya ya hanya segitu-gitunya itu.. :D)

Bagaimana kalau uangnya sedikit sehingga jika dibagi ke beberapa rekening tidak memenuhi persyaratan minimal?  Dipisahkaan pakai amplop saja.
Jaman duluu sekali saya juga pernah melewati masa-masa pakai amplop juga kok meski hanya sebentar.

Dengan pembagian dan kesepakatan yang jelas seperti ini, insyaaAllah hidup lebih damai dan tenang. Masing-masing memiliki kontrol dan harus merencanakan pengeluaran pribadinya.
Kuncinya, Jujur, Syukur, Ikhlas, Terbuka dan Amanah

Materi yang lebih lengkap pernah kami sampaikan di kelas online, summary-nya ada di
https://www.nuriaprilia.com/2020/04/manajemen-keuangan-keluarga.html

%d bloggers like this: