Panduan Mudik Yang Adil dan Beradab

Lebaran insyaaAllah sebentar lagi, sebagian sudah mudik bertemu handai tolan keluarga besar.

Mari kita perhatian apakah Pre-Frontal Cortex kita yang sudah terus-terusan diajak nge-Gym selama sebulan penuh untuk menguatkan kembali fungsi moralnya yaitu menunda keinginan, menahan nafsu ini terjaga kualitasnya atau segera lemes lagi kekuatannya?
Apakah akhlaq yang sudah kita olah sebulan penuh ini, terjaga stabilitasnya atau tak berbekas jejaknya?
Apa saya panduannya?

RESPECT OUR PARENT’S HOUSE

  • Pulang ke ortu, kakak, adik atau saudara, bukan berarti melarikan diri dari kondisi rumah sendiri yang sudah ditinggal para asisten. Ortu kita sibuk menyiapkan makanan, anak-anak mberantakin sana sini, dan atas nama cinta serta pemikiran aaahh… cuma setahun sekali, lalu kita minta dimaklumi. Bantu yuk membersihkan, bayarin asisten infal kalau punya dana lebih, panggil go cl**n dan sejenisnya. Bantu juga menyediakan makanan, hari ini sangat mudah menjamin ketersediaan hidangan. Memang mungkin beberapa orang merasa berhak atas rumah ortunya tetapi justru karena berhak maka bantu juga agar tetap bersih dan nyaman
  • Ini lucu ya.. aku bawa ya. Kadang-kadang ada barang unik di rumah ortu kita, lalu diminta dan dibawa pulang. Datang bawa panekuk, pulang bawa jam kukuk 😀. Ortu umumnya akan bilang iya meski hati menjerit. Jangan mengganggu apa yang ada di rumah ortu kita. Kecuali memang ortu secara khusus ingin kita menyimpan barang miliknya dan jika kita jujur pada diri sendiri akan terasa bedanya.
  • Jika keluarga kita besar dan jumlah kamar terbatas atau ada salah satu anggota keluarga kita yang mempunyai masalah perilaku sehingga kemungkinan besar mengganggu, tidak ada salahnya pesan kamar di penginapan terdekat. Tentu minta ijin dengan santun. Tidak usah ngambeg kalau tidak dapat kamar terbaik di rumah ortu kita.

PERSIAPKAN PASANGAN DAN ANAK

  • Briefing dan Role play anak-anak termasuk pasangan tentang kebiasaan, tata krama dan tugas kewajiban selama di rumah ortu. Selengkap mungkin dengan berbagai skenario kemungkinan. Anak kritis memang kekinian, tapi anak nyinyir itu kurang didikan 😊
    Anak kritis: ini banyak piring kotor jadi ngga rapi, sini aku bantu bawa ke dapur dan cuci piring
    Anak nyinyir : ih tante, kok tante gini sih kan harusnya gitu.. , ih eyang kok rumahnya ada inunya, ngga kayak di rumahku beginu..
    ih.. eyang kok ngga pakai kerudung.. hedeeuh..
  • Bagaimana mensikapi uang lebaran, sesuaikan dengan values masing-masing keluarga, berapa persen yang akan ditabung, bebas dipakai dan disedekahkan. Jika values di keluarga inti tidak membolehkan uang lebaran, sampaikan kepada keluarga besar dengan baik dan santun tanpa perlu mempengaruhi. Siapkan mental anak-anak anda menghadapi perbedaan
  • Ingatkan kembali pasangan tentang kebiasaan-kebiasaan di rumah ortu. Saling menyesuaikan. Asal kita bersedia tulus fleksibel dan penuh kasih sayang di rumah inlaw insyaaAllah pasangan juga akan bersedia asal jelas. Bukan asal pokoknya

JAGA LISAN

  • Atur-atur nada suara, meski bersaudara bukan berarti semakin dekat semakin hilang kesopanan tetapi justru harus semakin sayang
  • Hindari pertanyaan-pertanyaan atau komentar yang tidak perlu. Kapan nikah? Kapan nambah anak? Kapan punya anak laki/perempuan? (Kecuali si penanya yang membiayai biaya pernikahan dan dana pendidikan anak-anak orang yang ditanya) Kok jadi gemuk? Kok milih sekolah itu sih, emang bagus? Anakmu kemarin rangking berapa? ðŸĪŠ
  • Nasehati menasehati dalam kebaikan memang dianjurkan tetapi lakukan dengan adab yang benar dan personal. Menasehati dan menyinyiri adalah dua hal yang berbeda
  • Hindari membanding-bandingkan dan mengkritisi
  • Lalu bagaimana kalau kita yang dikritisi? Ada 2 jenis kritikan, yang karena si pengkritik secara nyata terganggu dan yang sebetulnya tidak menganggu dia
    • Yang mengganggu orang lain misalnya anak teriak-teriak, lompat di tempat tidur orang dl : “Ih anakmu kok berisik sih, ngga bisa diem sih.. Yah robek deh buku kakak sepupunya..”
      Jika anak kita memang berkebutuhan khusus : Sampaikan permintaan maaf dan ceritakan bahwa saat ini sedang dalam proses terapi (harus jujur tapi ya) dan mohon dido’akan.
      Jika anak kita bukan berkebutuhan khusus dan memang kurang briefing role playing ya minta maaf dan segera ajak main menjauh sambil dilakukan BRP. Tentu yang dirusakkan diganti ya.
    • Yang tidak mengganggu orang lain. Misalnya anak manjat pohon di luar atau anak kita justru paling patuh pada aturan : “Duh tuu liat anakmu manjat pohon, bahaya lhoo… ” “Ih kamu kaku amat sih sama anak, ngga usah banyak aturan”. “Kapan sih nikah?” “Kok anak cuma 1”. Kritik yang begini mah diberi senyuman manis lalu dijelaskan “Mbak sudah tahu belum kalau ketrampilan gripping itu salah satu latihannya dengan memanjat, insyaaAllah nanti tidak mudah mengeluh jika harus banyak menulis” “Yah memang kadang taat itu dianggap kaku mbak, padahal insyaaAllah itulah perintahnya Allah, tinggal kita mau ikut apa tidak” “Mohon do’anya semoga mendapat yang Allah ridho, tante nanya udah nyiapin hadiah mobil? :D.. ” Maniis semanis gulaa..dan ringan saja seperti kapas. Orang tanya itu kadang karena ngga punya bahan pembicaraan, lalu sodorkan artikel ini yang diprint di kertas bergambar bunga 😀
  • Budayakan saling mengapresiasi dan hadiah-menghadiahi

INTERAKSI ANTAR ANAK-ANAK

  • Nah.. eng ing eng… ini juga biasanya jadi sumber kezeel-kezeelan, anaknya keluarga adik bebas main game dan nonton, anak kita punya batasan. Gimana dong? Keluarga sana diceramahin? Ngga usaah… anak-anak sendiri yang dikuatkan. Masukkan dalam materi briefing dan role playing, siaplah dengan berbagai kegiatan menarik. Fitrahnya manusia itu lebih senang berinteraksi dengan manusia. Putar otak, siapkan kegiatan interaktif yang super dupeeer menarik, treasure hunt misalnya, hadiahnya bervariasi untuk remaja dan anak-anak, lalu ajak keponakan-keponakan anda terlibat, briefing dulu aturan mainnya, kata-kata yang pantas diucapkan selama permainan berlangsung dan adabnya. InsyaaAllah anak selamat, keponakan makin dekat, persaudaraan selamat, insyaaAllah menginspirasi jadi manfaat. Bawa buku EP kalau perlu untuk dihadiahkan pakai pita warna-warni ya kaan…
  • Perselisihan antar anak itu hanyalah proses belajar berinteraksi, perhatikan dulu bagaimana mereka menyelesaikannya, jangan langsung terjun kecuali berselisihnya bawa parang. Lalu ajak mereka mereview sama-sama, belajar dari perselisihan sebelumnya apa yang bisa untuk pelajaran pencegahan ke depan.

Semoga suasana kebahagiaan dan keberkahan Hari Raya semakin bertambah

Okina Fitriani

%d bloggers like this: