Apa yang anda rasakan, jika anda menghadapi seseorang yang judes, dingin, bahkan menganggap anda tidak ada ketika anda berbicara dengannya?
Mungkin hanya dengan membayangkannya saja, sudah muncul perasaaan kesal, marah atau sensasi-sensasi negative lainnya dalam hati anda.
Jika anda berdarah preman mungkin anda akan menggebrak meja dihadapan orang tersebut.
Jika anda bermental baja, mungkin anda tetap cuek nyerocos dan berharap satu dua informasi nyangkut di kepalanya.
Atau… anda memilih meninggalkannya dan berkata dalam hati “Emang siapa lu!”
Maka anda akan membuat kesimpulan bahwa dia adalah “ORANG SULIT”
Jika orang tersebut tidak penting dalam pencapaian tujuan anda, anda bisa memilih berbuat apa saja, tetapi seringkali “si nyebelin” itu adalah orang yang cukup penting dalam pencapaian tujuan anda.”
Kawan saya, seorang agen asuransi, mengeluh sering “dikacangin” alias dicuekin oleh calon nasabahnya. Meskipun darah mendidih, apa boleh buat kenyataan-kenyataan seperti itu menjadi hidangan yang mau-tidak mau harus dihadapinya terutama jika calon nasabah itu memang potensial. Pengalaman pernah gagal akan menjadi bumbu yang menambah siksaan yang menekan di dalam dirinya.
Malam itu, melalui telepon, kawan saya curhat bahwa besok siang dia harus menemui seorang calon nasabah, sebut saja Mr. RX yang tergolong “sulit” atas permintaan istri Mr. RX. Sang istri ingin suaminya mengambil suatu program asuransi yang dibutuhkan oleh keluarga tetapi tidak sanggup membujuk suaminya. Kawan saya sudah pernah menemui Mr. RX ini dua kali. Hasilnya? Memandangpun dia tak mau.. (halah.. kejam nian..)
Tidak tanggung-tanggung, kali ini, kawan saya harus menemui Mr. RX di Jakarta, sedangkan kawan saya tinggal di Yogyakarta. Anda dengan mudah dapat membayangkan effort berupa tenaga dan biaya yang akan dikeluarkan oleh kawan saya ini untuk menemui Mr. RX. Apalagi usaha itu belum tentu mendatangkan hasil. Dia minta saya menolongnya mengatsi masalah ini dan ingin bertemu dengan saya sebelum berjumpa dengan Mr. RX
Singkat cerita…
Pagi-pagi sekali directly dari statiun Gambir, kawan saya sudah bertandang ke rumah kakak saya dimana saya menginap selama di Jakarta. Bayangkan.. directly… tanpa mandi, tanpa sarapan dengan wajah diselimuti kekhawatiran. Setelah mandi dan minum teh, kami mulai berbincang. Saya menanyakan apa yang dia harapkan dari pertemuannya kali ini dengan Mr. RX.
“Setidaknya dia mau dengar penjelasan saya dulu deh…” katanya
“Cuma itu” tanya saya
“Yaaa… kalau bisa langsung sign, ya Alhamdulillah”.. sambungnya
“Kira-kira anda mengerti tidak apa yang dia harapkan dari anda dan produk anda ini” lanjut saya
“Ya yang pasti perlindunganlah.. keuntungan barangkali, mungkin sekedar nyeneng-nyenengin istrinya. Dia itu sudah beberapa kali kecewa dengan agen asuransi, mungkin dia mau nge-test apakah aku ini cukup bisa dipercaya”… (apa yang muncul dalam pikiran anda mendengar jawaban seperti ini?… Yaaa BETULL… dia belum mengenali dengan pasti harapan Mr. RX)
PERCEPTUAL POSITION
Sebagai pembukaan, saya akan mengajak kawan saya ini untuk berkenalan dengan Mr.RX lebih dekat melalui perceptual position.
Sebelum memulai saya minta kawan saya menentukan siapakah the neutral subject yang kira-kira dapat memberi masukan kepadanya mengenai Mr. RX. Karena saat itu kami berbincang di ruang tamu, maka mudah bagi saya untuk menjalankan teknik ini. Saya tulis tiga nama, kawan saya, Mr. RX dan si netral yang saya tempatkan di tiga posisi yang berbeda membentuk segitiga. Saya minta dia seolah-olah berdialog as herself, Mr. RX dan the neutral subject. Setiap kali dia berpindah posisi saya tanyakan “siapa anda” untuk memastikan bahwa dia sudah associate dengan peran yang dijalankannya. Saya memperhatikan perubahan ekspresi wajahnya.
Bagus sekaliii.. saya mengamati perubahan ekspresi menjadi reluctant ketika dia mengubah posisinya menjadi Mr. RX. Ketika selesai dengan proses perceptual position saya melihatnya manggut-manggut. Aha… !! She got it…. pikir saya.
Sesuai dugaan saya, tanpa saya tanyakan, dia sudah langsung menceritakan temuan yang ia dapatkan dari proses ini. Temuan yang membuatnya lebih memahami kebutuhan dan kemauan Mr. RX. Temuan itu tentunya tidak dapat saya bagikan kepada anda, tetapi saya yakin anda sudah mendapatkan poin penting dari cerita saya. Sebetulnya tidak ada “orang sulit”, yang ada adalah “kita tidak mengerti kebutuhannya.”
Mengingat effort yang telah dilakukan kawan saya, tentu kami tidak ingin berhenti hanya sampai memahami dan diterima oleh Mr. RX saja… Kami lanjutkan proses ini ke titik yang lebih tinggi yaitu persetujuan Mr. RX untuk mengambil program asuransi yang menurut istrinya memang sangat dibutuhkan oleh keluarganya.
WELL-FORMED OUTCOMES
Dalam proses ini saya meminta kawan saya membayangkan sedetail mungkin apa tujuannya bertemu dengan Mr. RX. Tujuan ini haruslah dilandasi dengan tujuan positif sesuai dengan value-nya (kawan saya ini religius dan santun tiada tara) agar tidak ada pertentangan di area subconscious ketika tujuan tersebut tercapai. Sambil menentukan tujuan saya beri masukan-masukan agar tujuannya menjadi lebih nyata dan lengkap dengan mengajukan pertanyaan “Kapan terjadinya?”, “Berapa nilainya?”, “Dimana dia tandatangani?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenis.
Dan luar biasa sodara-sodara….!!!
Saya bisa mengenali bahwa visualisasinya terhadap tujuan itu begituu riil. Lengkap dengan tanggal yang spesifik, detail dan diwarnai Auditory Digital yang kuat. Sementara anda membayangkan seberapa jelas gambaran kawan saya ini mengenai tujuannya, saya juga mengingatkan anda bahwa kadang-kadang klien kita memerlukan bantuan kita untuk dapat membangun tujuan yang kuat. Dengan demikian proses terapi kita akan memberikan manfaat yang maksimal bagi kepentingan klien sekaligus masukan untuk proses pembelajaran kita.
Proses ini saya mulai dengan mengajaknya menemukan garis timeline-nya sendiri kemudian membentangkannya menjadi sebuah jalan menuju her desired goal. Saya minta ia menentukan resources apa yang ia butuhkan dan tahapan apa yang akan ia jalani untuk sampai pada tujuan tersebut. Sebelum ia memulai, saya ajak dia berdo’a agar tujuannya di hijabahi oleh Yang Maha Agung, Penguasa alam semesta
Perlahan saya bimbing dia melangkah menuju desired goal-nya dan mengumpulkan semua resources yang ia dibutuhkan. Dan ketika ia menempati titik tujuannya…..
wajahnya sumringah..
senyum mengembang…..
puji syukur secara otomatis dia gumamkan…
Alhamdulillah…
Saya minta dia melangkah sekali lagi ke hari berikutnya, hari dimana tujuannya telah tercapai dan telah dilaluinya. Kemudian ia membalikkan badan mengumpulkan sumber daya yang mungkin masih tersisa hingga kembali ke saat ini, memandang kepada tujuan yang telah ia nikmati sensasi pencapaiannya.
Ketika saya tanyakan apa yang dia rasakan.
“Wah.. rasanya seperti saya sudah benar-benar mendapatkannya ya… InsyaAllah berhasil, malah tadi muncul gambaran saya mengajak ibu saya berlibur dari hasil saya bulan ini.. Alhamdulillah…”
Mantabbsss …..
“Tapi mbak….. “katanya tiba-tiba
Hmmm…. apalagi nih kok pakai tapi.
“Saya tu sering bertemu orang-orang seperti Pak. RX itu. Meskipun saya sekarang sudah mengerti kemauannya dan yakin akan berhasil, tapi saya khawatir… Saya takut jika nanti saat pertama kali saya melihat wajahnya hatiku ciut… terbayang kegagalan yang dulu pernah kualami”..
Oalahhh……
OK deh.. rupanya kawan ini perlu sedikit suntikan semangat. Karena waktu sangat sempit, jadwal untuk bertemu dengan Mr. RX sudah semakin dekat. Tidak sempatlah kiranya kalau saya harus memberi patatah petitih pembakar semangat.
SUNTIKAN KILAT PEMBAKAR SEMANGAT
Supaya tidak terlalu lama membuang waktu, saya lakukan proses hypnosis dengan rapid induction. Setelah deepening sebentar dan menemukan dia dalam kondisi relax, saya minta dalam setiap tarikan nafasnya dia menarik energy positif yang di sediakan Allah di alam semesta berupa semangat, keyakinan dan kekuatan. Dan pada setiap hembusan nafasnya, dia membuang rasa takutnya. Ketakutan akan kegagalan dan ketakutan pada penolakan. Ketika saya bangunkan dia tersenyum lebar.
“Wahhh buuu… josss tenan ini… rasanya diriku dipenuhi energy positif”
Alhamdulillah.. dan dengan penuh keyakinan meluncurlah ia menghadapi tantangannya
Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar bahwa hasil pertemuannya SUKSES. Mr. RX setuju mengambil program asuransi yang jumlahnya puluhan juta per tahun sehingga jumlah totalnya pertanggungannya mencapai ratusan juta. Wow…
Dan dua minggu kemudian dia menulis di laman FB saya, bahwa kini dia lupa rasanya gagal dan selalu penuh semangat menghadapi setiap calon nasabah.
Subhanallah… DASYAATTT….