Nabi Muhammad SAW menggambarkan kekuatan linguistik sebagai berikut
إن من البيان لسحرا
“Sesungguhnya di antara susunan kata itu terdapat kekuatan sihir.”(HR. Bukhori dan Muslim)
Al-Bayan dalam bahasa arab berarti penjelasan, tutur kata, menyatakan atau kefasihan menjelaskan. Barangkali judul diatas menjadi sedikit menyeramkan, apalagi jika berpijak pada pengertian sihir secara awam yang berbau negatif. Sihir sendiri dalam bahasa Arab berakar kata “sahar” yaitu akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar, karena itu bercampur antara gelap dan terang. Arti lain dari sihir adalah segala sesuatu yang halus, lembut serta tersembunyi. Oleh karena sifat-sifat itulah maka sihir dapat mempengaruhi, menarik hati atau mempesona para pendengarnya.
Agama-agama tauhid diajarkan secara lisan, karena itu para Rasul diberikan kemampuan berbahasa yang luar biasa. Bahkan meski Rasulullah SAW tidak bisa membaca dan menulis (Al-Ankabuut :48), namun beliau sangat disegani oleh semua kalangan karena kekuatan bahasa beliau, tentu kekuatan tersebut tidak lahir dari jiwa yang hampa, kedalaman berpikir, kekuatan hati, kejernihan dan perasaan yang mendalam itu tertuangkankan melalui lisan beliau sehingga membuat orang terkesima, tertegun, bahkan hanyut oleh kata-kata beliau yang “menyihir”, yang hingga kini masih lestari dan terbingkai dalam hadist-hadist yang terjaga.
Kekuatan bahasa dalam Al-Qur’an juga terdesain dengan sangat sempurna oleh Yang Maha Mendesain hingga orang-orang Arab Quraisy dahulu melarang keluarga dan anak-anaknya mendekati rumah Nabi Muhammad, karena mereka khawatir terpengaruh oleh kesempurnaan ajaran al Qur’an. Uniknya tokoh-tokoh besarnya sering mengendap-endap di malam hari untuk menikmati alunan bacaan al-Qur’an yang dibaca oleh Rasulullah SAW. Bukankah Umar bin Khattab yang dulunya seberingas Abu Jahal tersentuh oleh isi dari surat Thahaa yang dibaca oleh Fatimah bint. Khattab?
Kalimat-kalimat dalam Al-Qur’an banyak mengandung pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan pembaca atau pendengarnya melakukan Trans-derivational Search. Mari mengkaji Surah Ar Rahman ayat 17-23 ini :
- Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
- Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
- antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
- Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Silahkan dicermati, pola bahasa ini apa padanannya dalam Milton Model..
Kembali pada pembahasan mengenai nikmat Tuhan, bukankah Yang Maha Memberi Nikmat juga telah meberikan alat yang sedemikian canggih untuk dapat mensyukuri nikmatnya
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar (kamu )bersyukur.” (An Nahl: 78)
Katakanlah (wahai Muhammad): “Allah yang menciptakan kamu (dari tiada kepada ada), dan mengadakan bagi kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (untuk kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur”. (Al Mulk :23)
Maka demikianlah Allah menciptakan indera untuk Maksimalkan penggunaannya demi satu tujuan, yaitu bersyukur.
Lebih jauh lagi, silahkan resapi bagaimana The Greatest Motivator of all memotivasi hambanya dengan memaksimalkan unsur Visual, Auditif dan Kinestetik :
Bandingan orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah) Allah akan melipat gandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya. ( Al Baqarah :261)
Secara visual anda mengenal cabang dan buah, dengan mudah anda bisa Bayangkan, bagaimana pohon bertumbuh dan berbuah. Secara kinestetik anda bisa Rasaka efek semakin banyak dari cabang-cabang yang tumbuh dan biji-biji yang bermunculan sebagai hasil dari membelanjakan harta di jalan Allah.
Bagaimana dengan yang ini?
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah at-Tahrim,: 6)
Apa yang anda lihat, dengar dan rasakan dari ayat ini?
Jika dulu Richard Bandler memodel Virginia Satir, Milton Erickson and Fritz Perls untuk membangun struktur linguistik yang memberi efek terapiutik. Bukankah kini dengan “tool’ yang sama, ada sedemikian luas kesempatan untuk memodel pola linguistik Qur’ani ini untuk memberi efek pencerahan dan pemberdayaan umat menuju ketaat’an pada perintah sebenar-benarnya Pemilik Manusia? Bahkan Allah sudah menyediakan contoh, sosok nyata yang akhlaknya adalah Al-Qur’an.
Tentu anda bisa mulai Bayangkan, sebuah generasi yang sungguh-sungguh menjadi rahmat bagi semesta alam, jika pola linguistik yang didasari dengan akhlak ini bisa dimodel oleh para orang tua, pendidik, pemimpin bahkan setiap orang yang berkontribusi dalam pembentukan sikap mental dan perilaku bangsa.
note :
Saya bukanlah pakar kajian Al-Qur’an, saya hanyalah seorang pembelajar yang ingin terus mempelajari cara terbaik untuk membangun generasi yang semakin baik.
Terimakasih saya kepada Ustad Muntaha, seorang kandidat doktor yang ilmu fiqih-nya luar biasa. Sebagian kalimat pada alinea 2 dan 3 adalah penggalan email beliau kepada saya.
Training NLP terdekat kapan dan di mana, bu? Tks infonya 🙂
InsyaaAllah tgl 16 February di Kuala Lumpur